Pedoman Karate-Do

Rabu, 10 November 2010

1.  Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.  Setia Kepada Bangsa dan Tanah Air    Indonesia.
3.  Bersifat Jujur dan Sportif.
4.  Berjiwa Tabah.
5.  Berani.
6.  Berjiwa Suka Menolong Sesama.
7.  Dispilin.
8.  Dapat Menguasai Diri.
9.  Bersifat Ksatria dan Sopan Santun.
10. Setia Kepada Jiwa Karatedo.

Arti Lambang KKI

Jumat, 05 November 2010

Bentuk lambang KKI terdiri dari bunga melati dengan kelopak warna putih dengan bulatan pusat merah putih. 

Arti lambang : sebagai lambang kesatuan dan persatuan dari keluarga besar anggota-anggota KKI di Indonesia

Lambang KKI terdiri dari :

Bunga melati yang sedang mekar berwarna putih dan berjumlah 5 melambangkan pemuda dan pemudi yang sedang mekar, sedangkan 5 daun bunga melambangkan 5 sila Pancasila.

Tulisan KUSHIN RYU M KARATE-DO INDONESIA yang berwarna hitam melingkar menunjukkan aliran karate yang dianut dengan sabuk hitamnya.

Filosofi Kushin Ryu

Kamis, 04 November 2010

KUSHIN RYU, Ku artinya Langit dan Shin adalah hati yang kosong. Artinya seorang ksatria Kushin Ryu hendaknya mengosongkan hati dengan ikhlas untuk menerima ilmu beladiri yang berasal dari Sang Pencipta, menerima ilmu yang bersih dari rasa iri, dengki, dendam, bersifat jujur dan berjiwa seorang ksatria inilah makna filosofi KUSHIN RYU

Pendekar, atau sebut saja jago karate tak harus selalu tampil garang. Kalau enggak percaya, silakan tanya Horyu Martsuzaki (70), guru besar Kushin-Ryu Karate-Do, yang punya lebih dari 1,5 juta murid di 33 provinsi di seluruh Indonesia. “Karate itu seperti celana dalam,” ujarnya mengejutkan.

Enggak, Anda tidak salah dengar. Karate memang bak pakaian dalam. Maksudnya, dia melekat pada diri, tapi tak pantas terlihat, apalagi sengaja diperlihatkan. Orang mempelajari ilmu bela diri justru agar tak tampak galak. Di keseharian, ada dua gaya hidup seni bela diri. Pertama, yang mementingkan peningkatan ilmu untuk memahami hakikat hidup dan mencapai jatidiri tertinggi sehingga bersikap rendah hati, dan sebaliknya, yang berniat memanfaatkan ilmu untuk memburu “nama baik” dan nama besar.

“Siapa saja yang ingin menguasai karate, pertamadan terpenting tak iri hati, berburuk sangka, mesti selalu rendah hati, pemurah, berperilaku baik, memelihara ketenangan spiritual, berusaha keras menjadi teladan bagi semua,” saran sang sensei yang juga punya murid di Australia, Paraguay, Uruguay, Chile, Argentina, Panama, Timor Leste, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea ini.

History of Kushin Ryu

Sabtu, 30 Oktober 2010


His founder was teacher KIYOTADA SANNOSUKE UESHIMA, born in 1893 in the prefecture of Hyogo (Kobe), in the city of Akou. To the three years he began practices it of the martial arts (Jujitsu, Style Konshin Yujoyitsu) in the Academy of Matsubara of the city of Akou, being his professor Kiyotada Kajei Matsubara. At the age of nine years he knew Mr. Sugaya or Jigaya, a police of the city of Akou, that was native of the city of Okinawa. With he learned and practice the forms of Karate Kata Channan and Kata Kushanku (the Kata Channan is the base of the Kata Pian being the teacher Ankou Itosu the one that improve and change the original Kata becoming the Kata Pian).

Sejarah Karate

Jumat, 29 Oktober 2010


Ilmu bela diri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada, hal ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan purbakala antara lain: kapak-kapak batu, lukisan-lukisan binatang yang dibunuh dengan senjata seperti tombak dan panah. Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin meningkat. Tersebutlah pada 4.000 tahun yang lalu, setelah Sidartha Gautama pendiri Budha wafat, maka para pengikutnya mendapat amanat agar mengembangkan agama Budha keseluruh dunia. Namun karena sulitnya medan yang dilalui, maka para pendeta diberikan bekal ilmu bela diri. Misi yang ke arah Barat ternyata mengembangkan ilmu Pangkration atau Wrestling di Yunani. Misi keagamaan yang berangkat ke arah Selatan mengembangkan semacam, pencak silat yang kita kenal sekarang ini. Salah satu misi yang ke Utara menjelajahi Cina menghasilkan kungfu (belakangan di abad XII, kungfu dibawa olehpedagang Cina dan Kubilaikhan kenegara Majapahit di Jawa Timur).